RESENSI SEJARAH

Nama    : Miki Randy
Kelas     : X-1

I. IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia : Awal Historis dan Awak Pembentukan Islam ( JILID 1 )

Nama Penulis :  Abdul Hadi WM
                          Azyumardi Azra
                          Jajat Burhanudin
                          Muhamad Hisyam
                          Setyadi Sulaiman
                          Taufik Abdullah

Penerbit : Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
                 Direktorat Jenderal Kebudayaan
                 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Halaman : 398 Halaman





II. SINOPSIS

    Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 1 ini berisi uraian mengenai Akar Historis dan Akar Pembentukan Islam. Jilid I buku ini berkisah tentang akar historis dan awal pembentukan Islam. Bab ini membahas berbagai isu-isu menarik seperti penjelasan teoritsi dan konseptual tentang islamisasi Nusantara, pola pertemuan budaya, islamisasi tradisi lisan, islamisasi karya historiografi tradisional, pembentukan kerajaan-kerajaan, transformasi budaya dan pusat kegiatan intelektual dan kebudayaan Islam di dunia Melayu.

III. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 A. KELEBIHAN

       Buku ini memiliki banyak ilustrasi yang menarik dan banyak pula teori yang dikemukakan sehingga pembaca dapat mendapat pemahaman yang lebih baik saat membaca buku ini. Teori yang dikemukakan dalam buku ini tidak digunakan hanya sebagai acuan namun juga sebagai sumber referensi untuk dapat disimpulkan kepada pembaca.

B. KEKURANGAN

       Buku ini memiliki banyak istilah atau suku kata yang mungkin akan sulit dimengerti oleh pembaca, terlebih buku ini tidak memiliki glosarium untuk memberikan informasi dari suku kata tersebut. Selain itu, buku ini hanya cocok untuk orang yang berpikiran terbuka karena banyak sekali teori yang dimasukkan ke dalam buku ini.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP DWIPANTARA DAN SUMPAH PALAPA

 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP DWIPANTARA DAN SUMPAH PALAPA Persamaan           Sumpah Palapa adalah sumpah yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada saat upacara pengangkatan menjadi Patih Amangkubumi Majapahit. Sedangkan Cakrawala Mandala Dwipantara adalah sebuah pemahaman politik yang dicetuskan oleh Raja Kertanegara, penguasa terakhir Kerajaan Singasari yang berkuasa antara 1268-1292. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mempersatukan seluruh Nusantara. Jadi keduanya memiliki satu tujuan yang sama yaitu mempersatukan seluruh Nusantara. Perbedaan       Dwipantara adalah sebuah istilah yang termasuk di dalam Bahasa Sansekerta, Dwipa diartikan sebagai pulau dan Antara diartikan sebagai "Luar dan dari Seberang".  Dwipantara artinya adalah Pulau Tanah Seberang, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Lalu, karena Indonesia terdiri dari pulau-pulau, maka diartikan sebagai "Kepulauan Tanah Seberang".  Sementara menurut...
Baca selengkapnya

DASAR POLITIK EKSPANSI RAJA KERTANAGARA DAN GAJAH MADA

Gambar
DASAR POLITIK EKSPANSI RAJA KERTANAGARA DAN GAJAH MADA  1. KERAJAAN SINGASARI           Kerajaan Singasari didirikan sekitar tahun 1222 M oleh Ken Arok. Wilayah kerajaannya meliputi bekas wilayah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dan Kerajaan Kediri. Dalam pertempuran di Ganter, Ken Arok menyatukan Kerajaan Kediri dengan Tumapel menjadi Kerajaan Singasari. Sumber sejarah yang penting tentang Kerajaan Singasari di antaranya kitab-kitab kuno seperti Negarakertagama dan Pararaton. Kerajaan Singasari           Prasasti dan candi-candi yang dibuat pada masa Singasari juga turut menceritakan banyak hal tentang kehidupan masyarakatnya. Dalam masa pemerintahan Ken Arok, sebagai raja pertama, Kerajaan Singasari berkembang menjadi sebuah kerajaan yang besar.           Kehidupan politik Kerajaan Singasari terus berkembang seiring dengan bergantinya raja-raja yang memimpin saat itu. Berikut adalah b...
Baca selengkapnya

PENINGGALAN PENJAJAHAN JEPANG

PENINGGALAN PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA Penjajahan Jepang di Indonesia meninggalkan warisan beragam yang masih terlihat hingga masa kini. Selain tonarigumi ada beberapa peninggalan Jepang dalam bidang infrastruktur, seni bangunan, pendidikan, seni bela diri, dan lain-lain. Secara infrastruktur, pembangunan jalan dan jembatan oleh Jepang, seperti Jembatan Ampera di Palembang, jembatan ini masih tetap menjadi bagian penting dari mobilitas dan transportasi. Kemudian, bangunan pemerintahan yang didirikan pada masa penjajahan Jepang di Indonesia salah satunya Gedung Bank Indonesia di Jakarta, juga bertahan sebagai saksi sejarah. Di bidang pendidikan, konsep pendidikan wajib dan modifikasi kurikulum memberikan dasar bagi perkembangan sistem pendidikan Indonesia. Pengaruh ini terlihat dalam seni bela diri seperti Judo dan Karate yang masih populer, serta tradisi seperti upacara teh dan kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia. Selain itu, organisasi kemasyarakatan seperti tonarigumi menjad...
Baca selengkapnya